baiklah ("-_-), karna banyak yang minta lanjutannya THE DRAGONBORN : FINDING THE TRUE POWER, so here its :D
Kalian pasti sudah tau siapa aku, aku adalah Arthur Da Firenze sang Dragonborn, aku berniat mengalahkan Alduin raja dari semua naga, dulu memang aku sudah pernah mengalahkannya, tetapi dia ternyata tidak semudah itu untuk di kalahkan, 1 hari yang lalu aku bertemu dengan seekor naga yang bisa bicara (“-_-), dia berkata, Alduin hanya bisa dikalahkan jika aku mempunyai Shout bernama Dragonrend yang hanya bisa kupelajari dari sebuah gulungan, ya..., gulungan itu adalah The Elder Scrolls V
Aku dan Lidya mencari jejak The Elder Scrolls itu dengan instingku, instingku mengatakan jika gulungan itu ada di sebuah tempat bernama Alftand, aku dan Lidya pun akhirnya memutuskan pergi kesana, walaupun aku tidak yakin sih (“-_-)
Created by : bima arif putra
sumber ide : the elder scrolls v : skyrim
sumber ide : the elder scrolls v : skyrim
Kalian pasti sudah tau siapa aku, aku adalah Arthur Da Firenze sang Dragonborn, aku berniat mengalahkan Alduin raja dari semua naga, dulu memang aku sudah pernah mengalahkannya, tetapi dia ternyata tidak semudah itu untuk di kalahkan, 1 hari yang lalu aku bertemu dengan seekor naga yang bisa bicara (“-_-), dia berkata, Alduin hanya bisa dikalahkan jika aku mempunyai Shout bernama Dragonrend yang hanya bisa kupelajari dari sebuah gulungan, ya..., gulungan itu adalah The Elder Scrolls V
Aku dan Lidya mencari jejak The Elder Scrolls itu dengan instingku, instingku mengatakan jika gulungan itu ada di sebuah tempat bernama Alftand, aku dan Lidya pun akhirnya memutuskan pergi kesana, walaupun aku tidak yakin sih (“-_-)
Sebelum
sampai disana, aku melihat sebuah desa kecil dan ada sesuatu yang tidak beres disana, banyak mayat yang hangus terbakar, bekas
cabikan naga, dan darah disana-sini, aku
berjalan menelusuri desa dan menemukan sebuah lobang yang cukup besar untuk
dilalui 2 orang, aku dan Lidya pun masuk ke lobang itu, setelah beberapa menit
berseluncur kami pun tiba di sebuah lorong yang sangat gelap, aku merasa kami
sedang diawasi oleh seekor mahkluk, tiba-tiba ada seekor Frost yeti datang
menyerang kami!, dia menusuk perutku!,
“gkahhhh” ucapku kesakitan,
Lidya yang tidak tega melihat aku yang sedang diserang Frost Yeti akhirnya menancapkan pedangnya tepat di ubun-ubun kepala Frost Yeti itu, akhirnya yeti itu pun mati karena kehabisan darah dan karna luka yang parah, “Arthur !!, bertahanlah!” perintah Lidya kepadaku, dia lalu meletakan tangannya di perutku yang terkena luka parah karna Yeti sialan itu, tiba-tiba aku melihat Lidya mengeluarkan cahaya dari tangannya, bersamaan dengan itu, lukaku pun berangsur-angsur sembuh, “Li..lidya….” aku memanggilnya dengan dengan nada tersedak,, “jangan bicara dulu!, lukamu belum sembuh!” perintahnya kepadaku, “ss..sejak kapan k..kau bi..bisa magic he..healing hands?....” tanyaku, “sudah, tidak usah dipikirkan, yang penting kau sembuh”, jawabnya dengan lembut, “ba..baiklah….” ucapku kepadanya
Lidya yang tidak tega melihat aku yang sedang diserang Frost Yeti akhirnya menancapkan pedangnya tepat di ubun-ubun kepala Frost Yeti itu, akhirnya yeti itu pun mati karena kehabisan darah dan karna luka yang parah, “Arthur !!, bertahanlah!” perintah Lidya kepadaku, dia lalu meletakan tangannya di perutku yang terkena luka parah karna Yeti sialan itu, tiba-tiba aku melihat Lidya mengeluarkan cahaya dari tangannya, bersamaan dengan itu, lukaku pun berangsur-angsur sembuh, “Li..lidya….” aku memanggilnya dengan dengan nada tersedak,, “jangan bicara dulu!, lukamu belum sembuh!” perintahnya kepadaku, “ss..sejak kapan k..kau bi..bisa magic he..healing hands?....” tanyaku, “sudah, tidak usah dipikirkan, yang penting kau sembuh”, jawabnya dengan lembut, “ba..baiklah….” ucapku kepadanya
Setelah 3 menit dia
obati, lukaku yang tadinya sangat parah dan hampir menembus ususku, telah
sembuh.
Akhirnya kami pun melanjutkan menelusuri lorong itu, setelah 1 jam
menelusuri lorong itu, aku melihat ada 3 orang dengan luka bakar yang lumayan,
aku lalu bertanya “apa yang kalian lakukan disini?”, “kau masuk ke sini dari
lobang yang diatas kan?!, apakah kau buta ?!, kami sedang berlindung dari naga!”
bentak salah satu dari mereka, “sudahlah.., tidak perlu marah, karena marah tidak
akan menyelesaikan masalah” ucap salah satu dari mereka, “daripada kalian
disini dan tidak berbuat apa-apa, lebih baik kalian ikut denganku mencari The
Elder Scrolls V” ucapku pada mereka, “The Elder Scrolls V?, gulungan yang telah
dijaga kepala desa kami selama 100 tahun terakhir maksudmu?” , “Apa?!” ucapku
terkejut, “iya, mau apa kau dengan gulungan itu?” Tanya salah satu dari mereka,
“perkenalkan aku Arthur Da Firenze aku adalah seorang Dragonborn” aku
memperkenalkan diri kepada mereka, “apaaaaaaa???!!!!” ucap mereka bertiga
sambil terkejut, “perkenalkan aku Bayu”, “aku Kelvin”, “dan aku Charles” mereka
bertiga langsung memperkenalkan diri setelah tau bahwa aku Dragonborn (“-_-), “baiklah kalau begitu, tapi apakah kalian
sudah punya senjata untuk ikut berpetualang denganku?” tanyaku lagi, “tenang..,
aku sudah punya Steel Sword” jawab Bayu, “aku sudah punya Glass Sword” jawab
Kelvin, “Aku punya golok ._.” jawab Charles ragu-ragu, “golok??, pedang jenis
apa itu?” tanyaku penasaran, “senjata ini aku dapatkan dari ayahku, dia seorang
peternak kambing dan domba, kalau suatu saat kambingnya mau disembelih, ya
pakai senjata ini ._.” jawabnya, “ (“-_-) , baiklah, kita berdoa saja semoga
‘golok’ ini bisa menyembelih naga-naga itu” ucapku, “oh iya, memang dimana kepala
desa ini menyembunyikan gulungan The Elder Scrolls?” “aku pernah mendengar
kalau mereka menyembunyikannya di sebuah ruangan ._.” jawab Charles, “iyaaa,
tapi ruangan mana? (“-_-)” tanyaku, “mungkin di sebuah perpustakaan” cetus Lidya memotong pembicaraan
kami, “mungkin Lidya benar..,” jawabku, “Kelvin, apakah kau tau tempat
perpustakaan di desamu?” tanyaku pada Kelvin, “iya aku tau, perpustakaan itu
berada dibalai desa”, jawabnya, setelah
menyelusuri lorong itu tiba-tiba kami mendapat goncangan dari atas, “apa itu?”
tanyaku, “mungkin itu Alduin!” jawab Lidya, “aku akan membunuhnya disini!” ,
“Kau tidak akan bisa!, ingat kau hanya bisa membunuhnya jika kau sudah
mempelajari Shout Dragonrend” ucapnya kepadaku, “betul juga sih” jawabku.
Setelah sampai kesebuah pintu yang langsung
menghadap ke balai desa, aku pun berhati-hati keluar dari lorong itu, “kita
harus berhati-hati” ucapku kepada Lidya,Bayu,Kelvin dan Charles, aku pun
pelan-pelan membuka pintu itu dan mengintip ke kanan dan ke kiri, setelah merasa
aman, aku pun keluar dari lorong itu, tiba-tiba seekor naga menyerangku!, aku
pun kembali masuk kedalam lorong itu, “kenapa kau masuk kesini lagi?” Tanya
bayu, “ada seekor naga menyerangku” jawabku, “naga jenis apa?” Tanya Kelvin,
“mungkin sejenis Blood Dragon” jawabku, “jadi sekarang apa rencanamu?” Tanya
Lidya, “baiklah, aku akan berlari dan memancing dia, disaat itu kalian harus
cepat berlari ke perpustakaan tempat menyimpan The Elder Scrolls V itu!” jawabku,
“aku ikut denganmu” usul Kelvin, “baikalah” jawabku singkat.
Pada
saat yang tepat, aku membuka pintu itu lagi dan berlari bersama Kelvin sambil
mengucapkan “woyy, naga jelek kejar aku!, dasar kadal terbang :p”, naga itu
seperti mengerti perkatanku dan Kelvin, lalu naga itu mengejar kami sambil
menyemburkan api (“-_-), aku dan Kelvin berlari semakin cepat, mengingat
semburan api naga itu yang semakin mendekat kearah kami , tiba-tiba aku
teringat Shoutku, lalu aku pun langsung mengucapkan Shoutku itu
"Rosh...Elll..Dahhh!" ke arah naga itu, dan benar saja karna semburan
air yang sedingin es dari Shoutku, naga itu pun jatuh ke tanah dalam keadaan
setengah membeku, “ini kesempatan kita!” ucapku ke Kelvin, “baiklah!” jawabnya,
aku dan Kelvin pun berlari kearah naga itu dan menancapkan pedang kami ke tubuh
naga itu berulang-ulang, “hrahhhhh!!” naga itu merintih kesakitan, aku lalu
berkata pada Kelvin “Kelvin, ayo kita mundur!”, “untuk apa?!, sedikit lagi kita
akan membunuhnya!” jawabnya, “percayalah padaku!” ucapku ke Kelvin, “baiklah”
jawabnya, aku dan Kelvin lalu mundur, saat berada sekitar 3 meteran dari naga
itu, aku pun mengucapkan Shoutku, “Fush Roh Dah!”, naga itu pun terpental
keangkasa dan lalu menghilang,
“baiklah masalah sudah selesai, ayo kita temui Lidya dan teman-temanmu!” perintahku, “oke!, ayo” jawabnya, saat kami sampai, aku bertanya kepada Lidya “apakah gulungan The Elder Scrolls V itu sudah kau temukan?”, “belum!, sepertinya disini ada teka-teki untuk membuka jalan menuju gulungan The Elder Scrolls!” jawabnya, lalu aku memerintahkan teman-temanku untuk mencari buku tentang petunjuk itu, setelah 3 menit mencari, aku melihat sebuah buku yang sangat susah untuk diambil dan buku itu terbuat dari batu bata (“-_-), setelah aku tarik sekuat tenaga, akhirnya ada sebuah dinding disamping kananku bergerak ke atas dan lalu membuka sebuah jalan misterius, “hey Lidya !, cepat bawa mereka kemari” perintahku kepada Lidya, “baiklah, Bayu,Kelvin dan Charles kemarilah!” ucap Lidya, setelah itu kami berkumpul didekat jalan misterius yang kubuka itu, “ada yang tau jalan ini menuju kemana?” tanyaku, “mungkin ini jalan menuju gulungan The Elder Scrolls V !” ucap bayu, “mungkin kata bayu benar!” ucap Kelvin.
“baiklah masalah sudah selesai, ayo kita temui Lidya dan teman-temanmu!” perintahku, “oke!, ayo” jawabnya, saat kami sampai, aku bertanya kepada Lidya “apakah gulungan The Elder Scrolls V itu sudah kau temukan?”, “belum!, sepertinya disini ada teka-teki untuk membuka jalan menuju gulungan The Elder Scrolls!” jawabnya, lalu aku memerintahkan teman-temanku untuk mencari buku tentang petunjuk itu, setelah 3 menit mencari, aku melihat sebuah buku yang sangat susah untuk diambil dan buku itu terbuat dari batu bata (“-_-), setelah aku tarik sekuat tenaga, akhirnya ada sebuah dinding disamping kananku bergerak ke atas dan lalu membuka sebuah jalan misterius, “hey Lidya !, cepat bawa mereka kemari” perintahku kepada Lidya, “baiklah, Bayu,Kelvin dan Charles kemarilah!” ucap Lidya, setelah itu kami berkumpul didekat jalan misterius yang kubuka itu, “ada yang tau jalan ini menuju kemana?” tanyaku, “mungkin ini jalan menuju gulungan The Elder Scrolls V !” ucap bayu, “mungkin kata bayu benar!” ucap Kelvin.
Singkat cerita, aku dan teman-temanku pun
menelusuri jalan itu, pada saat ditengah jalan, karna aku merasa tidak nyaman, aku lalu bertanya
“apakah disini ada yang bisa magic magelight atau apakah salah satu dari kalian
yang membawa obor?”, “aku bisa Magelight tetapi hanya bertahan 3 menitan” ucap
Kelvin, “baiklah, tidak apa-apa” jawabku, setelah itu Kelvin berusaha mengeluarkan
magicnya, dia berusaha-berusaha dan terus berusaha dan akhirnya berhasil!,
tanpa basa-basi kami pun berlari agar cepat sampai di ujung terowongan, setelah
2 menit kami akhirnya sampai di sebuah ruangan, aku dan teman-temanku pun
bingung karena tidak ada jalan keluar, “apakah hanya sampai disini?” Tanya
Charles, “tidak!, tidak mungkin hanya sampai disini!, mungkin kita harus
memecahkan sebuah teka-teki lagi!” jawabku, “hey lihat patung ini!” cetus
Kelvin, “memang apa yang salah dengan patung ini?” tanyaku, “ini patung Dewi
Daedra, aku pernah melihat di sebuah buku, bahwa patung Dewi Daedra itu membawa dua benda, di
tangan kananya dia membawa sebuah kapak, dan ditangan kirinya dia membawa
sebuah Mahkota” jawab Kelvin, “dan dia tidak membawa Mahkota kan ditangan
kirinya, betul kan?” tanyaku, “yap, betul sekali” jawabnya,
lalu aku melihat
sebuah rantai, “hei, rantai ini untuk apa?” tanyaku, “mungkin ini salah satu
petunjuk untuk mendapatkan mahkota itu” jawab Lidya, lalu aku pun menarik
rantai itu sekuat tenaga, lalu terbukalah sebuah pintu yang didalamnya saaangat
gelap, “Kelvin, berikan cahaya magicmu itu ke pintu itu” perintahku ke Kelvin,
“baiklah” jawabnya singkat, setelah Kelvin memberikan penerangan ke pintu itu,
Charles lalu mendekati pintu itu dengan perlahan, tiba-tiba Charles melihat
banyak titik-titik berwarna biru dan titik-titik itu semakin mendekat, setelah
titik-titik itu sangat dekat, ternyata Chaarles melihat kalau titik-titik berwarna
biru itu adalah mata dari skeleton!, Charles pun kaget dan lalu mundur
kebelakang, ada sekitar 7 skeleton, setelah semua skeleton itu keluar, ternyata
ada skeleton yang membawa mahkota dewi daedra!, kami pun melawan mereka!, dan
ternyata, aku hanya perlu memukul mereka sekali saja dan merekapun langsung menjadi
tulang belulang biasa yang berserakan dilantai.
“hahah mereka sangat mudah untuk dikalahkan”
kata Charles menyombongkan diri, tiba-tiba tanpa Charles sadari, ada skeleton
yang menusuknya dari belakang, tepat berada di jantungnya dengan pedang Ancient
Nord Sword, aku pun dengan sigap mengayunkan pedangku ke skeleton terakhir itu,
setelah semua skeleton habis, Lidya pun mencoba mengobati Charles, “a..akhh..,
se..seharusnya a..aku tidak menyombongkan diri i..iya kk..kkan?, uhuk-uhuk”
ucap Charles sambil terbatuk-batuk, “jangan bicara dulu!” perintahku kepada
Charles, “sudahlah…., aku tidak akan selamat.., A..arthur maukah kau menjaga
senjataku ini?” tanya Charles sambil memberi goloknya kepadaku, “baiklah” jawabku
singkat,
Setelah mendengar jawabanku itu, Charles lalu
tersenyum dan menghembuskan nafas terakhirnya, “Charles!!!, jangan tinggalkan
kami!!!!” teriak bayu sambil memegang pundak Charles, tiba-tiba aku teringat
Shout pemulihanku itu, “kalian mundurlah” perintahku kepada semua teman-temanku
yang ada disitu, “Krii,Lun,Aus!” kuucapkan shoutku itu kepada Charles,
tiba-tiba Charles pun bangkit kembali dan matanya menjadi berwarna biru seperti
zombie, “Charles !!” teriak Bayu dan Kelvin sambil memeluk Charles dengan
senyum bahagia, Charles pun tersenyum balik, Charles lalu berkata kepada Bayu
dan Kelvin “Bayu,Kelvin, ingat..!,aku sudah tiada di dunia ini!, jadi kalian
harus rela melepaskanku ke alam baka, Arthur, tolong jaga mereka” ucap Charles
sambil tersenyum, aku pun lalu menangguk tanda setuju, tiba-tiba Charles mulai berubah menjadi abu yang berwarna biru
secara perlahan, dan akhirnya pun lenyap,
“sudahlah.., kalian harus rela kalau Charles sudah tiada di dunia ini”
ucapku kepada Bayu dan Kelvin sambil mencoba menghibur, Bayu dan Kelvin pun
mengangguk, “nahh gitu dong, jangan mudah sedih, daripada kita menyianyiakan
waktu, lebih baik kita melanjutkan perjalanan” ucapku,
Setelah itu, aku segera mengambil mahkota
dewi daedra itu dan meletakannya di tangan kiri patung dewi daedra, tiba-tiba
sebuah batu bergerak kedepan, dan bergser ke kebawah, lalu aku melihat sebuah
gulungan yang diletakan diatas bantal berwarna merah, lalu aku mengambil
gulungan itu dan membukanya secara perlahan,
setelah terbuka secara penuh, aku melihat tulisan THE ELDER SCROLLS V, aku
sangat gembira melihat tulisan itu, setelah kulihat seluruh isi gulungan itu,
ternyata gulungan itu hanya menunjukan tempat The Elder Scrolls V (“-_-), “apa
isi gulungan itu Arthur?” Tanya Lidya, “ini hanyalah sebuah peta yang
menunjukan keberadaan The Elder Scrolls V (“-_-) jawabku, “baikalah, mari kita
ikuti peta itu!, kalian mau ikut kan teman-teman?” Tanya Lidya kepada bayu dan
Kelvin, “hmmm… baiklah!, daripada diam disini merenungi nasib, kami akan ikut
!” jawab Kelvin dan bayu,
Aku melihat sebuah pintu, di samping bantal
itu, lalu aku buka pintu itu, setelah aku buka, ternyata ini adalah jalan
rahasia menuju desa Riverwood, akhirnya kami memutuskan datang ke desa itu dan
pergi ke penginapan lalu menyewa 3 kamar, kami pun lalu tidur, tetapi ternyata
hanya mereka yang bisa tidur nyenyak (“-_-),
aku akhirnya memutuskan untuk keluar kamar dan membeli 1 botol wine seharga 15
gold, lalu aku keluar dari penginapan untuk mencari udara segar di malam hari,
aku melihat sebuah bangku disampingku, lalu aku pun duduk di bangku itu sambil
meminum Wine ku yang tadi, “tidak bisa tidur ya?” kata seorang gadis cantik di
pintu masuk penginapan, “Siapa kamu?” tanyaku, “perkenalkan aku Frieska”
jawabnya sambil mengajukan tangan untuk bersalaman, “aku Arthur, salam kenal”
kataku sambil berpegangan tangan dengan frieska
“oh begitu, wajahmu cantik, kau berasal dari
kota Falkearth ya?” tanyaku sambil merayunya xD, “ah kamu bisa saja, tapi benar
sih aku memang dari Falkearth” jawabnya dengan malu-malu, “ohh, kamu membuat
penginapan ini sendiri?” tanyaku, “tidak, aku disini dengan kakakku dan Ayahku,
serta beberapa saudara laki-laki ku”, “oh begitu, baiklah”, aku lalu bercerita
tentang pengalamanku, dan begitu pula dengan Frieska, dia juga menceritakan pengalamannya, kami
berdua berbicara hingga matahari terbit, seorang gadis yang tidak kalah cantik
pun keluar dari pintu sambil menguap, “hoaaaaaaammhh, lho fries, kamu ngapain disini?”
Tanya gadis itu pada Frieska, “tidak apa-apa kak, aku disini hanya ngobrol
dengan teman baru ku” jawabnya, “oh iya, kak, perkenalkan ini Arthur Da
Firenze, Arthur perkenalkan ini kakakku Melody” Frieska mengenalkan kami
berdua, “Melody” ucapnya sambil meminta bersalaman dengan ku, “Arthur” balasku
sambil bersalaman dengannya, lalu aku mengobrol dengan Melody, dan aku lihat
Frieska ternyata cemberut, “(aseeek!, kayaknya Frieska suka sama aku nih xD)”
ucapku dalam hati, “lho Fries.., kenapa kamu cemberut?” Tanya melody, “Au…”
jawabnya dengan sini, “yaudah deh (“-_-), kakak masuk dulu ya mau buat sarapan”
ucap melody,
Setelah itu aku dan Frieska masuk kedalam
penginapan menuju meja makan, aku melihat ke kamar Bayu dan Kelvin, ternyata
mereka berdua sudah bangun dan terpesona melihat kecantikan melody, yang sedang
membuat roti “oyy, jangan berhalusinasi yang berlebihan” ucap ku sambil
mengusap wajah Bayu dan Kelvin, “thur, kamu kenal gak sama gadis yang cantik
banget itu?” Tanya Kelvin, “ohh itu, itu kakanya pacarku namanya Melody xD”
jawabku, “eitss.., sejak kapan kita jadian ? (“-_-)” Tanya frieska, “ ehh maaf fries,
aku keceplosan”, “kenalkan aku Bayu”, “dan aku Kelvin” ucap mereka berdua,
“oyy, ini aku duluan yang kenal :p, awas kalau sampai berbuat yang aneh-aneh ke
Frieska!” bentaku, “iya-iya ._.” ucap mereka berdua, Frieska pun malu-malu
mendengar ucapanku yang tadi xD, Bayu dan Kelvin saling pandang, dan lalu
melihat ke arah Melody, mereka berkata “adik gak dapet, kakak pun jadi! xD”
mereka lalu mendekati melody untuk PDKT dengannya, sekarang yang aku bingung
satu, darimana aku dapat kata PDKT ya? Sutradaranya nih!, ini kan ceritanya itu
jaman dulu! ‘”ettttdah…. Udeh nape biarin, yang ngetik gw ini masalah buat
loh?!” ucap si bima, “kan malah mulai muncul dah name elu (t-_-t”)”, “ya bodo
:p, udeh ah, lanjut lagi, Rolling in Action!”
Aku lalu memutuskan
untuk tinggal disini selama beberapa hari, Lidya,Bayu dan Kelvin pun setuju
dengan keputusanku.
To be continued