Sebuah sekolah di Kota Essen, Jerman, diterjang meteorit dengan kecepatan 30.000 mph, atau setara 48.280 kilometer per jam. Akibatnya, seorang bocah wanita, Gerrit Blank, berusia 14 tahun terluka karena terserempet meteorit sebelum jatuh ke Bumi.
Sebuah bola panas merah berukuran kacang menyerempet tangan bocah itu sebelum memantul ke tanah dan menyebabkan lubang seukuran kaki di tanah.
Bocah wanita itu selamat dan hanya meninggalkan luka sebesar tiga inci di tangan. Selamatnya bocah ini adalah keajaiban. Diperkirakan, kasus manusia selamat dari kejatuhan meteorit hanya terjadi satu kali dalam satu juta kasus.
Gerrit Blank saat sedang dalam perjalanan ke sekolah mengaku melihat cahaya berbentuk bola dari arah langit.
"Awalnya, saya hanya melihat bola cahaya besar, kemudian tiba-tiba saya merasakan sakit di tangan. Lalu, sepersekian detik kemudian, terdengar suara ledakan besar seperti suara petir," kata Gerrit Blank, dikutip Telegraph, 18 Februari 2013.
Dia menambahkan, suara yang muncul setelah kilatan cahaya itu membuat telinganya berdenging selama berjam-jam. "Ketika tangan saya merasa sakit, maka saya langsung berlari menjauh ke arah jalan," ujarnya.
Saat ini, sejumlah periset sedang meneliti jatuhnya meteorit seukuran kacang di Kota Essen, Jerman itu. Ansgar Kortem, Direktur Germany Walter Hohmann Observatory, mengatakan ini adalah meteorit yang nyata, dan ini sangat berharga bagi para peneliti juga kolektor.
"Kebanyakan meteorit kecil tidak akan sampai ke permukaan tanah, karena mereka menguap di atsmosfer. Enam dari tujuh meteorit kecil yang jatuh ke Bumi itu biasanya akan mendarat di air," kata Kortem.
Gerrit Blank bukanlah manusia pertama yang beruntung tidak cedera serius akibat meteorit. Contoh lain dari selamatnya manusia dari meteor terjadi di Alabama, Amerika Serikat, pada bulan November 1954.
Ketika itu, fragmen meteorit berukuran buah jeruk jatuh ke atap murah dan memantul ke furnitur sebelum mengenai wanita yang sedang terlelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar